DEMOKRASINEWS, Bali – Studi Kerukunan yang dilakukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) yang didampingi Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang dan FKUB Propinsi Lampung, Sabtu 23/10/2021 melanjutkan studi kerukunan terakhirnya di Pulau Dewata Bali tepatnya di Kabupaten Badung. sebelumnya rombongan FKUB mengujungi Kota Semarang dan kampus UIN Sunan Kalijaga D.I.Yogyakarta.
Ketua FKUB Badung yang diwakili oleh Wakil Ketua Gede Adi Putra mengucapkan selamat datang di Bali dan mengucapkan terimakasih kepada rombongan FKUB Tulang Bawang telah mengunjungi Kabupaten Badung di Pulau Dewata Bali. Ia memaparkan harmonisasinya kerukunan umat beragama di Kabupaten Badung yang baik, meskipun di Bali mayoritas penganut agama Hindu.
Bahkan di Badung ada satu desa yang dinamakan Desa Kerukunan, sehingga Kabupaten Badung meraih predikat indek kerukunan umat beragama 83% di Bali karena masyarakatnya yang hidrogen namun bisa hidup rukun dan damai.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ( Kesbangpol ) Tulang Bawang Khamami Ria, S.Sos.,MM.,M.Si yang mendampingi rombongan menghaturkan terimakasih telah disambut dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Badung Bali untuk studi Kerukunan.
Dan menyampaikan juga bahwa Pemerintah Daerah Tulang Bawang mendukung penuh keberadaan FKUB sebagai forum yang mempererat kerukunan dan kedamaian guna bersama membangun Daerah Tulang Bawang. Dan berharap kepada Kesbangpol Badung bisa berbagi tentang konsep desa kerukunan dan peraturan tentang pendirian tempat ibadah.
Sekretaris FKUB Propinsi Lampung Pdt.Samuel yang menjadi Ketua rombongan FKUB Tulang Bawang menyampaikan kepada jajaran pengurus FKUB Buleleng, bahwa keadaan kerukunan beragama di Kabupaten Tulang Bawang yang mayoritas beragama Islam, namun tetap menjaga toleransi kerukunan beragama. Disampaikan juga oleh Pdt. Samuel memaparkan jika umat Hindu yang ada di Tulang Bawang mayoritas warga dari Bali yang Transmigrasi di Lampung dan bisa hidup rukun di kabupaten Tulang Bawang.
Di kabupaten Tulang Bawang sendiri ada empat marga adat Suku asli Lampung yakni Megowpak, yang menerima dengan baik dan bisa hidup rukun berdampingan dengan warga pendatang dari berbagai daerah termasuk dari Bali dengan saling hormat menghormati.
Dalam forum diskusi Dua FKUB di Badung Bali, Tokoh adat Megowpak Tulang Bawang menyampaikan, jika Tulang Bawang memiliki Semboyan Sang Bumi Nengah Nyappur yang bermakna Tulang Bawang bisa menerima semua suku yang hidup berdampingan dengan masyarakat adat asli suku Lampung.
Berharap kepada tokoh adat Bali untuk memberi konsep bagaimana adat di Bali yang bisa menerima berbagai aneka ragam budaya , namun bisa mempertahankan keaslian adat suku Bali di tengah penduduknya dari berbagai daerah dan berbagai negara.
Dan kedatangan rombongan FKUB Tulang Bawang ke Pulau Dewata Bali yang mayoritas beragama Hindu, juga disambut oleh Barisan Serbaguna ( Banser ) NU yang juga bekerja sama dengan baik dengan Pecalang ( keamanan yang dimiliki agama Hindu ) di Kabupaten Badung, ikut serta aktif menjaga kerukunan umat beragama di Pulau Bali.(AdV)
Pewarta Gunawan
Tim DemokrasiNews
Discussion about this post