DEMOKRASINEWS, JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para Kepala Daerah segera menggulirkan penggunaan alat mesin pertanian atau Alsintan dalam menghadapi perubahan iklim El nino yang berlangsung hingga Agustus mendatang. Penggunaan Alsintan menurut SYL dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas nasional.
“Salah satunya dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai paket utama biaya modal bersama. Kita punya program KUR kepada gubernur 100 miliar dan bupati/walikota 50 miliar untuk brigade alsintan. Taksi alsintan ini paketnya 2 miliar, didalamnya ada traktor, kultivator dll. Semua daerah boleh pilihan yang mana buat alsintan yang cocok di lahan masing-masing,” ujar SYL saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional 2023 di Kantor Pusat Kementan, Rabu, 12 Juli 2023.
Musrenbangtan sendiri merupakan upaya Kementan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam memperkuat ketahanan sekaligus melakukan antisipasi dampak terjadinya perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan melalui penyesuaian dan penajaman program/kegiatan yang akan dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Daerah
Langkah selanjutnya, kata SYL, Kementan mendorong semua daerah segera melakukan penanaman 1000 hektare. Hal ini penting dilakukan untuk memperbanyak lumbung pangan nasional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.
“Kalau begitu penanaman di setiap daerah seluas 1000 hektare harus jadi konsentrasi. Kalian garap dan jelaskan kondisinya. 1000 hektare itu harus kita sepakati untuk hadapi el nino. Jadikan daerahmu masing-masing sebagai lumbung pangan. Pakai dana KUR untuk alsintan dan biaya lain,” katanya.
Menurut SYL, penanaman 1000 hektare akan menghasilkan 3 juta ton apabila dihitung dengan rata-rata produktivitas 6 ton per hektare. Dengan hasil sebesar itu, maka diperkirakan konvensi gabah ke beras akan menghasilkan 1,5 juta ton.
“Yang sudah kita hitung saat el nino adalah puso mencapai 61 ribu hektare Sedangkan luas panen 7,7 juta hektare dari target 10,5 juta hektare. Dengan angka sebesar itu maka angka surplus selama tanam Januari Agustus mencapai 2,8 juta ton,” katanya.
Terakhir, SYL meminta semua daerah terlibat dalam menjalankan road map dan strategi Kementan dalam menghadapi El nino dan krisis global. Apalagi penguatan sektor pertanian dalam menghadapi perubahan iklim merupakan tantangan dan tanggungjawab bersama.
“Karena itu sekali lagi konsentrasi kita mempersiapkan produksi pangan yang bisa kita gunakan untuk cadangan. Terutama dalam menghadapi el nino dan serangan krisis pangan,” jelasnya. (Rls/Kementan RI)