DEMOKRASINEWS, Lampung Barat – Sekumpulan gajah liar turun gunung meneror dan mengamuk pemukiman warga di Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat setiap hari dan bahkan malam hari.
Sekumpulan gajah liar juga merusak sejumlah rumah dan tanaman warga. Setiap hari warga Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat harus mengalami ketakutan.
Pemerintah dan aparat masih belum menemukuan solusi dalam mengatasi amukan gajah liar yang terjadi di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Lampung Barat.
Menyikapi persoalan konflik gajah liar dengan masyarakat Edi Novial Ketua DPRD Lampung Barat yang juga Ketua Palang Merah Indonesia ( PMI ) Kabupaten Lampung Barat pada Minggu siang (12/09/2021) mengujungi kawasan tersebut,untuk memberikan bantuan kepada masyarakat di Kecamatan Suoh.
Edi Novial selain memberikan bantuan juga berdialog dengan masyarakat terdampak konflik gajah liar dari Peratin Pekon Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Pekon Sukamarga Kecamatan Suoh guna mencari solusi sertamendengar saran masukan agar gajah liar sebanyak 17 Ekor tersebut, tidak lagi turun ke lokasi pemukiman penduduk.
Turut mendampingi Edi Novialantara lain Anggota DPRD Lampung Barat Sugeng Hari Kinaryo dan Sarwani ,Mandala Camat Suoh Mandala dan Heru Iskandar Camat Bandar Negeri Suoh (BNS).
Dalam dialog tetsebut, anggota DPRD Lampung Barat Sugeng Hari Kinaryo menyampaikan sarannya untuk dilakukan penanaman kembali tanaman yang menjadi makanan kesukaan gajah tersebut.” Kita tanam- tanaman seperti rumput gajah, pisang dan kelapa di habitatnya. Sebab jika sekumpulan hewan gajah liar turun gunung ke permukiman warga tanaman tersebut yang menjadi sasaran utama dimakan sekelompok gajah itu,” jelas Sugeng.
Menurut keterangan Sugeng Hari Kinaryo, salah satu penyebab gajah turun gunung ke pemukiman karena persediaan makanan sudah habis. “Salah satu penyebab gajah turun gunung ke pemukiman warga karena tempat menjadi habitat pesediaan makanan sudah habis,” katanya.
Dia menjelaskan masyarakat sudah mulai menggiring kawanan gajah menjauh ke hutan rimba selama satu bulan penuh. ” Sudah cukup lama warga menggiringnya, bahkan sudah hampir satu bulan ini,” terangnya.
Rombongan gajah liar ngamuk, selain merusak tanaman pisang, rombongan gajah juga sempat merusak sejumlah gubuk warga. Akibatnya aktifitas warga terganggu, terutama yang memiliki perkebunan di sekitar lokasi gajah liar turun gunung.
Saat ini kawanan Gajah masih terlihat berada di Talang Peninjauan. Bahkan keberadaannya dapat terlihat secara update di daerah Way Tuwing melalui aplikasi GPS,” jelas Sugeng.
Dalam mengakhiri dialog, Edi Novial berharap solusi tersebut dapat menjadi pemikiran bersama masyarakat dan pemerintah terkait. Hasil kita turun ke lapangan selaku DPRD besok kita sampaikan kepada Bapak Bupati untuk memecahkan persoalan konflik gajah liar dengan penduduk. ” Semoga gajah liar ini segera kembali ke habitatnya tidak lagi berada di sekitar permukiman penduduk, bapak dan ibu dapat segera kembali beraktifitas normal tanpa ada rasa was-was dan terimakasih kepada segenap tim satgas pekon yang tiada kenal lelah memblokade hewan gajah ini, agar tidak masuk ke pemukiman,” kata Edi Novial.
Adapun bentuk bantuan yang diberikan kepada masyarakat berupa sembako dan hygine kit, sedangkan bantuan untuk tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat ( Sibat) berupa logistik suplemen dan vitamin.
Sebagai Informasi Tim SIBAT PMI menjadi bagian dari Tim Satgas Pekon dalam mengatasi konflik gajah liar. Sehingga para warga dan aparat ikut andil dalam menghadapi amukan gajah liar yang turun gunung dan mengganggu penduduk sekitar.
Tim DemokrasiNews
Discussion about this post