DEMOKRASINEWS, Lampung Barat – Kebudayaan harus ditempatkan sebagai haluan pembangunan nasional. Dengan cara itu, kebudayaan tidak akan hilang dan tetap lestari di tengah arus globalisasi.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dalam sambutannya usai prosesi adat angkon muakhi di Gedung Dalom Kepaksian Pernong, Istana Adat Kerajaan Sekala Brak, Lampung Barat, Selasa (7/9/2021).
“Saya mengajak semua untuk mengakui, menghormati dan menghargai keragaman budaya Indonesia, juga menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan. Sehingga hal apapun dalam pembangunan nasional itu beraspek dari budaya,” ujar LaNyalla.
Oleh karena itu, lanjut LaNyalla, budaya perlu dijaga dan dilestarikan. Salah satu caranya dengan menginventarisir, mengamankan, memelihara, menyelamatkan dan mempublikasikan berbagai cagar budaya, situs, warisan benda dan tak benda yang dimiliki kerajaan-kerajaan Nusantara.
“Sebagai representasi daerah, DPD RI berkomitmen untuk mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengakui dan menghormati kerajaan Nusantara sebagai fondasi Republik Indonesia,” lanjutnya.
LaNyalla menambahkan, sebagai Ketua DPD RI dirinya konsisten menjalankan amanat Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal tersebut menyebut Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kerajaan-kerajaan Nusantara merupakan cikal bakal adanya negeri ini. Mereka berkontribusi besar dalam membentuk negara Indonesia. Karena peran pentingnya itu, dalam setiap kunjungan kerja ke daerah-daerah saya selalu mengagendakan silaturahmi ke keraton atau kerajaan,” jelasnya.
Kerajaan Sekala Brak, menurut LaNyalla, berperan besar dalam eksistensi masyarakat Lampung. Karena, Kerajaan Sekala Brak dipercaya sebagai asal-usul ulun (orang) Lampung yang hidup di antara Danau Ranau dan Gunung Pesagi.
“Dalam kunjungan kali ini saya mendorong Sultan Kepaksian Sekala Brak untuk bersatu dalam pendirian kembali singgasana dalam rangka membentuk masyarakat yang hidup teratur dan tertata yang berpegang pada norma adat dan kearifan lokal Lampung,” paparnya.
LaNyalla sendiri telah mengunjungi sejumlah keraton dan kerajaan di Indonesia, di antaranya Kerajaan Sumenep di Jawa Timur, Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, Kerajaan Mamuju di Sulawesi Barat, Kerajaan Kabaena di Sulawesi Tenggara, Kesultanan Kadriah di Kalimantan Barat, Kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Kesultanan Yogyakarta di DIY, Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat dan Kerajaan Kupang serta Nusak Termanu di Rote, NTT.(KabarSenator)
Tim DemokrasiNews
Discussion about this post