DEMOKRASINEWS, Jakarta – Ditengah situasi pandemi saat ini Kementerian PUPR RI terus menuntaskan target proyeksi program nasional yang harus terselesaikan sesuai rencana. Salah satunya membangun sistem pengendali bekas letusan Gunung Agung di Bali pada tahun 2018 dan 2020 lalu menyebabkan perubahan alur sungai Tukad Unda akibat endapan sedimen material banjir lahar.
Guna mengurangi endapan sedimen pada sungai, menahan aliran lahar, serta mengembalikan fungsi tukad sebagai sarana irigasi, Kementerian PUPR mempercepat pembangunan sistem pengendali banjir DAS Tukad Unda.
Pembangunan dimulai pada akhir Agustus 2020 lalu dan direncanakan selesai pada bulan Desember tahun 2022 mendatang, dengan progres saat ini sudah mencapai 60%. Pembangunan prasarana pengendali banjir ini akan meminimalisir risiko bencana banjir lahar menuju wilayah hilir, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar Gunung Agung.
Sementara itu di Propinsi Kalimantan Timur, Kementerian PUPR terus menambah jumlah bendungan di Indonesia untuk mendukung terciptanya ketahanan air dan peningkatan produksi pangan. Salah satunya melalui pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan sektor pariwisata yang akan menumbuhkan perekonomi lokal.
Bendungan Sepaku Semoi yang memiliki luas 378 ha dengan kapasitas volume tampung 10,06 juta m3 ini sudah cukup lama direncanakan. Pembangunan ini target utamanya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan dengan kapasitas 2.500 liter/detik, serta mampu mereduksi banjir sebanyak 231,81 m³/detik atau 55,26%.
Bendungan ini ditargetkan rampung lebih cepat pada akhir tahun 2022 atau awal 2023, dari target semula pada akhir 2023.
Saat ini Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan konstruksi Bendungan Marangkayu di Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bendungan berkapasitas tampung 12,37 juta m3 ini diproyeksikan turut mendukung pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi Marangkayu.
Bendungan ini akan dimanfaatkan untuk mengairi 1500 hektar lahan irigasi, menyediakan air baku 450 liter/detik, mengendalikan banjir, serta untuk penambahan sektor pariwisata.
Dengan rampungnya konstruksi fisik, selanjutnya tengah dilakukan penyelesaian pembebasan lahan oleh Pemprov Kalimantan Timur untuk dapat dilakukan proses penggenangan.( Hms Kementerian PUPR RI)
Tim DemokrasiNews
Discussion about this post