DEMOKRASINEWS, Lampung Tengah – Gubernur Lampung diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kusnardi, menghadiri Rapat Koordinasi Evaluasi Luas Tanam dan Target Tanam Juli – September 2023 Antisipasi Menghadapi Dampak Iklim El Nino di Provinsi Lampung, di Nuwo Balak Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah, Rabu (2/8/2023).
Gubernur Lampung dalam sambutan yang disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kusnardi, menyebutkan bahwa Produksi padi Provinsi Lampung Tahun 2022 berdasarkan data SIScrop mencapai 3,2 juta ton dari target 2,8 juta ton, sedangkan pada Tahun 2023 produksi padi di Provinsi Lampung ditargetkan minimal 3 juta ton, sehingga Lampung memberikan kontribusi nasional sebanyak 700 ribu ton dimana Kabupaten Lampung Tengah memberikan kontribusi produksi padi terbesar sebanyak 10,5%.
Dengan potensi lahan sawah Provinsi Lampung seluas 361.699 hektar, capaian luas tanam padi periode Oktober 2022 – Juni 2023 sudah mencapai 503.171 hektar, meningkat 7.973 Hektar dibandingkan periode yang sama pada Tahun 2022 yaitu sebesar 495.198 hektar.
Dalam rangka menghadapi iklim ekstrem kekeringan Tahun 2023, Gubernur Arinal mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung akan melaksanakan tanam padi seluas 100.000 hektar periode Juli – September 2023 yang telah disepakati bersama dengan seluruh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.
Sebagai antisipasi dalam menghadapi iklim El Nino, Gubernur Lampung menjelaskan berbagai upaya yang akan dilakukan, antara lain :
a. Penyebaran informasi prakiraan iklim dan kewaspadaan terhadap bencana alam.
b. Penyaluran sarana pengendalian OPT dan pengadaan pompa air kepada kelompok tani dan wilayah yang membutuhkan.
c. Melakukan percepatan tanam dan memaksimalkan capaian target luas tanam.
d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, embung.
e. Mengoptimalkan lahan tadah hujan untuk percepatan tanam padi pada daerah yang curah hujannya masih cukup.
f. Meningkatkan jumlah petani yang tergabung dalam program KPB dan meningkatkan keikutsertaan AUTP.
g. Melakukan koordinasi dengan Dinas/Instansi lain yang terkait pengairan untuk perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur dan penyiapan pompa air.
Guna menghadapi kondisi iklim ekstrem kekeringan, Gubernur dalam kesempatan tersebut mengajak seluruh Bupati dan Walikota beserta jajarannya untuk segera melakukan percepatan tanam dan melakukan antisipasi kekeringan.
“Saya harap, dengan diselenggarakannya Rapat Koordinasi ini dapat memotivasi seluruh masyarakat dan jajaran pertanian untuk lebih terpacu dalam melakukan aktivitas meningkatkan produksi dan produktivitas usaha tani pertanian,” kata Gubernur.
Gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian beserta jajaran yang sudah banyak berkontribusi membangun pertanian di Provinsi Lampung, serta kepada seluruh Bupati/ Walikota dan jajarannya yang terus berupaya membantu petani dan aktif dalam membangun pertanian di Provinsi Lampung.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa kehadirannya di Provinsi Lampung dalam rangka melakukan gerakan nasional menghadapi iklim el nino. Sesuai arahan Presiden, terdapat 6 provinsi utama penopang pangan nasional, diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, dimana Lampung menjadi salah satunya kata Menteri Pertanian, yang merupakan provinsi penyangga.
Menteri Pertanian mengungkapkan, salah satu yang menjadi alasan dipilihnya Provinsi Lampung sebagai salah satu provinsi utama adalah karena overstock beras Lampung yang menunjukkan tren yang baik serta menyuplai kebutuhan beras bagi provinsi lain.
“Ini membutuhkan konsentrasi, kerjasama yang apik antara pemerintah pusat melalui Kementan, dengan Gubernur serta Kabupaten yang ada. Dan Lampung adalah daerah penyangga langsung ke Pulau Jawa,” kata Menteri Syahrul Yasin Limpo.
“Kalau untuk (mencukupi kebutuhan) Lampung sendiri dalam menghadapi el nino sudah selesai, tapi Lampung harus berkontribusi kepada kepentingan nasional. Bapak Kadis (Pertanian dan Dinas terkait) dan Gubernur sangat serius dan antusias membantu kepentingan bangsa,” tambahnya lagi.
Menteri Pertanian juga menyampaikan arahan untuk menghadapi iklim el nino pada sektor pertanian, diantaranya dengan melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, mengidentifikasi lokasi yang terdampak kekeringan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur rehabilitasi jaringan irigasi tersier.
Kemudian penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, menyiapkan program 1000 ha adaptasi dan mitigasi dampak el nino, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian, serta penyiapan lumbung pangan sampai tingkat desa.
“El Nino ada didepan mata, tapi tidak usah terlalu khawatir, justru digunakan untuk melakukan pendekatan guna memacu pertanian kita. Semoga El Nino dengan segala tantangannya, Lampung akan menjadi salah satu daerah yang berkontribusi bagi Indonesia,” pungkas Menteri Pertanian. (Dinas Kominfotik Provinsi Lampung)