DEMOKRASINEWS, Lampung Tengah – Sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya bidang pertanian selain tanaman jagung dan singkong, alangkah baiknya jika petani mencari terobosan baru pada tanaman buah-buahan seperti buah Alpukat. Sebab Buah alpukat tak hanya menjadi bahan konsumsi belaka. Di berbagai belahan manca negara, buah alpukat banyak dicari untuk kebutuhan pembuatan obat hingga kosmetik,” pernyataan tersebut disampaikan oleh I Komang Koheri Anggota DPR-RI Komisi VIII.
Dalam kesempatan ini I Komang Koheri SE dari Fraksi PDI Perjuangan, mendorong para petani dapat lebih berdaya dan mandiri dengan mengembangkan berbagai jenis tanaman.
Salah satu yang digencarkan oleh Komang Koheri itu adalah budidaya alpukat. Komang Koheri sendiri sudah merintis budidaya alpukat itu di kawasan Kampung Seputih Raman dan tengah mendorong budidaya serupa di Kabupaten Lampung Tengah.
“Alpukat sendiri kalau untuk konsumsi punya empat puluh lebih manfaat bagi tubuh kita,” ujar Komang Koheri di sela penyerahan bibit buah alpukat bagi puluhan petani Kecamatan Seputih Raman Senin siang (30 /08/2021).
Dalam penyerahan bantuan itu, ada beberapa perwakilan kelompok petani yang secara simbolis mendapat paket bantuan. Satu paket bibit berisi dua bibit alpukat dan satu bibit durian.
Anggota DPR RI itu mendorong bagi para petani yang punya lahan cukup luas, dapat menanam lebih banyak alpukat. Sebab selain untuk konsumsi alpukat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik dan obat di manca negara.
“Jadi jangan punya pemikiran kalau panen alpukat banyak tak akan laku. Kalau alpukat yang ditanam itu dipertahankan kualitasnya, maka akan dicari untuk kemudian diekspor,” ujar Komang Koheri.
Pasar ekspor untuk alpukat ujar Komang Koheri cukup luas. Seperti Eropa, Jepang, Taiwan serta Tiongkok. Ekspor alpukat itu biasanya untuk bahan pembuatan kosmetik seperti bedak.
“Tapi untuk ekspor memang standar buah yang dihasilkan harus standar internasional, di sini butuh bimbingan teknis untuk pelatihannya,” katanya.
Komang Koheri menyebut, dari pengalamannya merintis menanam alpukat di kampungnya, setelah tiga tahun masa tanam maka alpukat akan mulai berbuah. Saat sudah mulai berbuah, alpukat itu akan menjadi tabungan petani yang menguntungkan.
“Alpukat ini dalam setahun bisa panen 3 kali, setiap 4 bulan. Setiap pohon alpukat bisa menghasilkan buah yang jika dijual bisa berkisar Rp 4,5 juta,” ujarnya. Jika punya tiga pohon saja, maka petani dalam setahun itu bisa mendapatkan hasil Rp.13,5 juta.
Pasar alpukat masih sangat besar karena Indonesia 90 persen hanya memanfaatkan untuk konsumsi. Komang Koheri menyebut setidaknya alpukat bisa diolah dalam lima belas ragam menu kuliner, tidak sekedar jus. Jadi sangat banyak dicari.
Komang Koheri pun menyatakan timnya akan siap membantu proses budidaya alpukat yang dijalankan para petani agar semakin berhasil dan memperoleh panen melimpah.
Dari sejumlah kelompok tani yang sudah mencicipi panen alpukat itu, ujar Komang Koheri, juga menuai keuntungan dengan cara menjualnya langsung ke konsumen.
Komang Koheri menuturkan tak hanya pendampingan, bagi para petani yang bersungguh-sungguh budidaya alpukat itu. Pihaknya akan mengapresiasi dan melanjutkan memberi bantuan dengan kemampuan yang dimiliki,” jelas Komang Koheri.(*)
Pewarta Fahmi
Tim DemokrasiNews
Discussion about this post