DEMOKRASINEWS,Lampung Timur – Konflik gajah liar Taman Nasional Way Kambas dan masyarakat desa penyangga kembali terjadi. Pada Rabu dinihari (30/06/2021) rombongan gajah liar sebanyak lima ekor, merangsek dan merusak tanaman jagung petani di dua desa yakni Desa Tegal Yoso dan Desa Taman Fajar, Kecamatan Way Bungur. Peristiwa ini membuat resah petani,sebab tanaman jagung setiap musim kembang selalu menjadi jarahan gajah liar.
Seorang petani warga Desa Tegal Yoso, Kecamatan Way Bungur, Yusuf mengatakan, rombongan gajah liar TNWK itu keluar dari hutan sekitar pukul 02.00 dini hari.
“Padahal setiap malam kami juga berjaga. Saat kejadian semalam kami berjaga di peladangan tapi tetap saja ada yang lolos lewat jalan lain dan berhasil merangsek jagung kami”.kata Yusuf.
Akibat ulah lima ekor gajah liar asal hutan Way Kambas tersebut, tanaman jagung yang sudah berumur 2 bulan milik dua petani menjadi sasaran gajah gajah liar tersebut. Sebagian jagung muda di makan rombongan gajah dan sebagian rusak karena terinjak binatang bertubuh tambun tersebut.
Untuk mengusir rombongan gajah liar tersebut, petani beramai ramai menggunakan petasan menggiring gajah masuk ke dalam hutan. Dengan menggunakan petasan gajah akan berlari menuju hutan. Untuk mengusir binatang berbelalai itu membutuhkan waktu cukup lama, setidaknya tiga jam baru teratasi ,” jelas Yusuf.
Yusuf mengaku, konflik gajah dan petani merupakan persoalan klasik, yang terjadi setiap musim tanam dan tidak pernah menuai solusinya, baik dari pemerintah daerah atau pihak Balai TNWK terkesan kurang peduli.
“Ya setiap tahun gajah dari hutan keluar, sasaran tanaman, petani hanya berusaha mengusir, dan terus berjaga setiap musim tanaman mulai berusia dua bulan. Kami para petani hanya bisa pasrah karena mau teriak seperti apa pun tidak akan ada solusinya,”kata Yusuf.(*)
Pewarta Anwarudin
Tim DemokrasiNews