DEMOKRASINEWS:Lampung Timur – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Timur, memastikan bahwa limbah yang menyebar di sepanjang Pantai Kerangmas, Labuhan Maringgai merupakan limbah yang mengandung racun (limbah B3).
Hal tersebut di tegaskan oleh Kepala Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur Wahyu Utama saat meninjau limbah yang mengotori Pantai Lampung Timur, Sabtu (22/8). “Fakta di lapangan, limbah polutan ini jenis LB3, LB3 ini Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,” kata Wahyu Utama.
Lanjut, Wahyu Utama, polutan LB3 dalam pengelolaanya perlu penanganan khusus. Sebab Polutan LB3, punya dampak berbahaya terhadap ekosistem lingkungan dan manusia jika tidak dikelola secara baik. Sehubungan dengan persoalan limbah tersebut, Wahyu mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap limbah tersebut.
“Saya sarankan kepada masyarakat, polutan ini yang kita duga jenis LB3 jangan dikubur dan dibakar tapi dikumpulkan saja di suatu tempat, nanti kami kelola limbah B3 tersebut” kata Wahyu.
Dia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan asal limbah tersebut, karena investigasi sedang berjalan. Dan yang pasti Pemerintah Kabupaten Lampung Timur akan berkoordinasi dengan Pemkot Provinsi Lampung untuk menguak asal limbah tersebut.
Jika limbah B3 itu dibuang dengan sengaja, maka akan ada ancaman pidana bagi pelakunya, pasal yang mengaturnya, yaitu UU no 32 tahun 2009 terkait Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup, “Tentu akan ada sanksi pidana, administratif dan denda,” ujarnya.
Baca : Laut Lampung Timur Tercemar Limbah
Diberitakan sebelumnya sepanjang pesisir pantai laut Lampung Timur tepatnya di Pantai wisata Kerangmas hingga Pantai Mutiara, tercemar limbah minyak, limbah yang menyerupai aspal tersebut membuat panik nelayan.
Seperti yang dikatakan Ketua Himpunan Nelayanan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Lampung Bayu Witara, Jumat (21/8/2020) pihak Pemerintah yang membidangi Kelautan, Lingkungan Hidup dan Perikanan harus bertindak secepat mungkin sebelum dampak limbah tersebut meluas di pesisir laut Lampung Timur, “Ini persoalan serius, persoalan ekonomi nelayan dan kelestarian ekosistem laut” terang Bayu Witara.
Pewarta: Tim
Editor: Susan
Discussion about this post