DEMOKRASINEWS, Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk kerja sama pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 11 ribu hektar di Blora, Jawa Tengah, dan Ngawi, Jawa Timur.
Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mendukung program makan bergizi gratis bagi anak sekolah, yang menjadi salah satu program unggulan pemerintah Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas gizi nasional.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D dan CEO PT LSAJ, Arie Triyono, di Gedung Pusat UGM, pekan lalu. Ova Emilia menyambut baik kolaborasi yang akan terjalin antar kedua instansi mengingat Indonesia kini tengah menghadapi tantangan yang luar biasa terkait kemandirian pangan, salah satunya terkait protein hewani.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan kepada UGM. Ini merupakan kesempatan bagi UGM untuk melakukan link and match dengan praktisi dan industri dalam menghadapi tantangan yang lebih serius di masa depan,” kata Ova.
Ova juga menyatakan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan cita-cita UGM untuk menjadi pusat Research and Development (RnD) bagi industri yang berkembang. Ia memastikan bahwa setelah pertemuan siang itu, akan segera dibentuk PIC yang melibatkan tim ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk peternakan, pertanian, dan kehutanan. “Semoga kerja sama ini dapat memberikan hasil yang baik bagi semua pihak,” katanya.
Direktur Utama PT LSAJ, Arie Triyono, berharap kolaborasi dengan UGM dapat membantu perusahaan dalam aspek teknologi dan inovasi. Ia menambahkan bahwa saat ini PT LSAJ telah menjadi percontohan bagi beberapa provinsi yang ingin melakukan studi banding terkait tata kelola perusahaan ternak dari hulu hingga hilir.
Saat ini, PT LSAJ telah menjadi tujuan magang bagi mahasiswa dan praktik kerja lapangan. “Selain target menyiapkan 5.000 ekor sapi indukan dari Kementerian Pertanian, kami juga menargetkan untuk membangun asrama sebagai tempat tinggal bagi mahasiswa, petani, peternak, dan utusan daerah yang ingin belajar di PT LSAJ,” ucap Arie.
Arie juga menyatakan kesiapan PT LSAJ untuk menyambut program kerja pemerintah baru, termasuk penyediaan makanan bergizi untuk anak sekolah. Ia menambahkan bahwa jika PT LSAJ menjadi penyedia daging untuk program tersebut, perusahaan memerlukan dukungan dari masyarakat sekitar tanah UGM di Blora untuk menyediakan pakan ternak. “Kami berencana untuk tumpangsarikan rumput umami, pakchong, dan odot,” jelas Arie.
Menurutnya, ketiga tanaman tersebut memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, bahkan bisa melebihi UMR Blora. Ia berjanji bahwa hasil produksi petani rumput akan dibeli, sehingga pendapatan petani tidak akan terpotong oleh biaya jemur, angkut, dan lainnya.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan bersemangat untuk berpartisipasi. “Apa yang akan kita lakukan di Blora akan menjadi terobosan. Tim dari UGM harus segera dibentuk karena ada harapan dari Kementerian Pertanian. Jika bisa, pada bulan Desember farm-nya sudah harus terlihat, jadi paling tidak pertengahan November kita sudah mulai tanam,” tutup Arie.
Dalam pertemuan antara UGM dan PT LSAJ, hadir juga Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Prof. Dr. Ir. Ali Agus. Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini mengadopsi konsep Agro Silvo Pastura, di mana hutan dan peternakan berintegrasi untuk menghasilkan produk pangan berkualitas.
Prof. Ali Agus, yang ikut menginisiasi program ini, menekankan bahwa sinergi antara sektor kehutanan dan peternakan dapat mengoptimalkan lahan kering di Blora, yang sebelumnya dianggap terbatas karena kendala air.
“Blora memiliki potensi besar, terutama dalam kombinasi jati dan sapi. Dengan pendekatan Agro Silvo Pastura, kita tidak hanya dapat mendukung ekosistem, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat,” ungkap Prof. Ali Agus.
Ia menambahkan bahwa Blora, yang dikenal sebagai daerah dengan populasi sapi terbesar di Jawa Tengah, berpotensi menjadi pusat produksi daging berkualitas untuk memenuhi program makan bergizi gratis bagi anak sekolah.
Kerja sama ini memiliki target jangka pendek, antara lain pendirian kandang ternak, gudang pakan, dan fasilitas produksi yang melibatkan masyarakat. Menurut Prof. Ali, program ini sejalan dengan visi Kementerian Pertanian untuk membangun ekosistem industri peternakan yang kondusif.
“Ini akan melibatkan masyarakat secara langsung dalam rantai pasok pakan ternak dan daging yang menjadi kebutuhan utama program makan bergizi,” ungkap Prof. Ali.
Dengan menggabungkan sumber daya dari universitas, industri, dan masyarakat, UGM dan PT LSAJ optimis dapat tidak hanya menyukseskan program makan bergizi gratis pemerintah, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan Blora dan Ngawi. (Red/Begawan Media Center)