DEMOKRASINEWS, Lampung Timur – Perpustakaan Desa Nibung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur, mewakili lomba perpustakaan desa dan masuk enam besar dari lima belas kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Lampung, dalam perlombaan perpustakaan.
Penilaian lomba perpustakaan desa dilaksanakan Selasa sore (22/6/2021) oleh tim penilai dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Lampung.
Nela tim penilai dari Dinas Perpustakaan Provinsi Lampung mengatakan, perpustakaan desa Nibung Lampung Timur masuk 6 besar dalam standar lomba perpustakaan. Namun dalam penilaian hari ini hanya ada satu kendala yang menjadi catatan tim penilai yaitu, jumlah judul buku. Sesuai standar Perpustakaan Nasional, perpustakaan harus memiliki minimal seribu judul. Sementara perpustakaan di Desa Nibung ini masih 680 judul,namun eksemplarnya mencukupi.
Menurut Nela, untuk memenuhi jumlah judul buku pengelola perpustakaan perlu meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan mencari donatur buku, seperti perusahaan swasta melalui CSR, selain di topang dari pemerintah daerah. Berdirinya perpustakaan desa sebagai akar rumput untuk mencerdaskan masyarakat khususnya generasi muda yang akan datang. Dengan rajin membaca tentunya wawasan masyarakat semakin luas dan menambah kecerdasan.
” Selain itu menurut kami masuknya perpustakaan Desa Nibung dalam enam besar sudah cukup bagus. Selain Lampung Timur yang masuk enam besar dalam lomba perpustakaan ini yakni ada Kota Metro, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Barat, dan Tulang Bawang, ” jelas Nela.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan Lampung Timur Syahrulsah menjelaskan pihak desa juga harus memiliki kreatif, inovatif terkait perpustakaan desa terutama para anak muda yang baru lulus dari kuliah. Apalagi saat ini dengan kondisi pandemi Covid-19 jika hanya mengandalkan pemerintah tentu tidak maksimal, karena sebagian besar anggaran pemerintah di alihkan untuk menangani persoalan Covid-19.
“Kami sudah mewacanakan sejak tahun 2017 lalu untuk memperluas berdirinya perpustakaan di setiap desa, minimal satu desa memiliki perpustakaan, namun karena kondisi pandemi Covid-19 mungkin masih terealisasi 75 persen dari 264 desa yang ada,” kata Syahrulsah.
Perpustakaan dibangun tentu untuk mencerdaskan masyarakat, menambah wawasan, dan yang perlu tekankan yaitu pengelola perpustakaan harus bisa menarik minat baca terutama anak-anak, dan remaja. Dengan harapan perpustakaan yang dibangun oleh pemerintah tidak mubazir.
“Pemerintah tinggal menganggarkan saja, itu mudah di lakukan selagi hal positip yang di bangun, tapi konsekuensinya pengelola perpustakaan harus bisa menarik pembaca,” jelas Kadis Perpustakaan Lampung Timur.
Sementara itu pengelola perpustakaan Desa Nibung, Riki Gunawan menyatakan, pembaca buku di perpustakaan ini rata-rata anak usia diatas 10 tahun dan maksimal 20 tahun. Sedangkan buku yang paling di sukai yakni jenis buku fiksi, buku tentang cerita, cerita ketokohan dan sejarah.
Dari jumlah buku yang ada, 80 persen merupakan sumbangan dari masyarakat setempat. Artinya buku buku bekas yang sudah dibaca pemiliknya, dan belum ada sumbangan dari pihak perusahaan swasta manapun. Sementara sumbangan dari pemerintah sekitar 20 persen.
“Untuk menarik minat baca, kami berikan fasilitas tempat yang rapi, rajin dan nyaman bahkan kami juga berikan peralatan proyektor jika mereka jenuh membaca kami putarkan film yang sifatnya mendidik dengan durasi paling lama 30 menit, setelah itu mereka kami suruh membaca,” kata Riki Gunawan.(*)
Tim DemokrasiNews