DEMOKRASINEWS, Lampung Timur – PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Pengeboran atau Eksplorasi Sumber Migas Baru Tahun 2024 di kawasan laut Jawa meliputi Propinsi Lampung, Jakarta, Banten. Sosialisasi ini bertempat di Balai Desa Margasari Kuala Penet, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Selasa (15/10/2024).
Indra Darmawan Head of Communication, Relations & CID Zona 6 PHE OSES menjelaskan, lokasi rencana eksplorasi sumber Migas baru tersebut, berjarak 27 Notikel Mil berada ditengah laut. Adapun pengerjaan eksplorasi ini dimulai pada akhir bulan Oktober dan diperkirakan tiga bulan kedepan terselesaikan yakni akhir bulan Desember 2024.
Tujuan sosialisasi ini sangat penting untuk melindungi keselamatan para nelayan dan memastikan keberlangsungan pekerjaan eksplorasi. Dengan memberikan pemahaman tentang risiko yang ada, seperti potensi kebakaran akibat penggunaan api dan bahaya lain yang terkait dengan aktivitas eksplorasi, diharapkan nelayan dapat menjauh dari zona larangan.
Sosialisasi ini juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keselamatan diri dan lingkungan kerja. Pastikan informasi disampaikan dengan jelas dan melibatkan para nelayan dalam diskusi untuk memahami risiko serta langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil. Adapun jaraknya minimal 500 meter sampai 2 kilometer dari lokasi pekerjaan.
Selanjutnya terkait dampak dari eksplorasi tersebut kepada nelayan untuk mencai ikan tidak ada, karena ini belum melakukan pengeboran sumur minyak seperti yang dikhawatirkan.
“Ini sifatnya eksplorasi mencari titik baru untuk sumur nantinya jika kandungan minyak bumi memadai susuai standar operasional PT. Pertamina. Jika benar-benar dipastikan ada kandungan minyak bumi, pengeboran akan dilakukan kemungkinan dua tahun kedepan,” jelas Indra.
Dalam sesi tanya jawab, Baharudin Sanji, perwakilan nelayan dari Muara Gading Mas, menyampaikan harapannya agar eksplorasi pengeboran sumur minyak bumi memberikan manfaat langsung bagi para nelayan. Dia menekankan pentingnya pemaksimalan sumber daya manusia agar kegiatan eksplorasi tidak berdampak negatif pada kehidupan nelayan. Baharudin berharap adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dan komunitas nelayan untuk memastikan bahwa eksplorasi dilakukan dengan cara yang aman dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Indra Darmawan, Head of Communication, Relations & CID Zona 6 PHE OSES, menjelaskan bahwa meskipun manfaat langsung dari eksplorasi pengeboran minyak bumi mungkin tidak terlihat, perusahaan berkomitmen melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini bertujuan untuk memberikan tanggung jawab sosial kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. Di kawasan Labuhan Maringgai, masyarakat, termasuk para nelayan, telah merasakan dampak positif dari inisiatif CSR yang dijalankan, yang membantu meningkatkan kesejahteraan dan mendukung komunitas lokal.
“Terkait tenaga kerja tentunya dikerjakan oleh tenaga atau ahlinya yang sudah memiliki keahlian serta bersertifikat masalah pengeboran minyak bumi. Begitu juga peralatan yang digunakan tentunya disuplai khusus menggunakan kapal laut dan udara. Artinya dalam eksplorasi ini benar-benar harus steril sesuai Standar Operasional (SOP),” jelas Indra Darmawan.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai perwakilan, termasuk nelayan dari Pesisir Lampung Timur Kecamatan Labuhan Maringgai, serta sejumlah Kepala Desa seperti Margasari, Kuala Penet, Muara Gading Mas, Karya Makmur, Sukorahayu, Sriminosari, Karya Tani, dan Bandar Negeri. Hadir pula pengurus HNSI Provinsi Lampung dan Lampung Timur, Perwakilan HNSI Kabupaten Tulang Bawang, perwakilan Nelayan Dente Teladas, serta pihak dari UPTD Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung, Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung Timur, UPTD Dinas Perhubungan Laut, Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur, Syahbandar, Polairud, TNI, dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra, bersama mitra kerja PHE OSES. (Red/Pri/Aldo)