DEMOKRASINEWS, Lampung Timur – Calon Wakil Bupati Lampung Timur nomor urut 2, Ketut Erawan, mendapatkan kehormatan dengan menerima gelar adat dari Penyimbang adat Gunung Tigo Buai Nuban dengan gelar ‘Rajo Putra Tauladan’ dalam upacara adat di aneg (desa) Gunung Tigo, Kecamatan Batanghari Nuban, Rabu, 2 September 2024 kemarin.
Pemberian gelar adat ini merupakan penghormatan dari penyimbang adat aneg gunung tigo Buai Nuban atas komitmen Ketut Erawan dalam menjaga nilai-nilai budaya dan adat istiadat di wilayah yang dia pijak.
Gelar Rajo Putra Tauladan yang disematkan kepada Ketut Erawan mengandung makna panutan yang dapat menjadi suri teladan bagi masyarakat, terutama dalam mengedepankan keharmonisan sosial serta menghargai kearifan lokal.
Pemberian gelar adat kepada Ketut Erawan (Rajo Putra Tauladan) telah mendapat persetujuan penuh dari para penyimbang Aneg Nuban Gunung Tigo.
Menurut Nurasikin, Gelar (Suttan Tunggal Tigo), gelar adat yang diberikan kepada Ketut Erawan sudah melalui proses dan tahapan yang sesuai dengan (titi ghemetai) aturan adat setempat, mulai dari tahapan awal muwarhei dan di Lampung kan dulu, baru di beri gelar. Yakni melalui mekanisme musawarah (merwatin) yang di ikuti 18 penyimbang Aneg Nuban Gunung Tigo.
“Ketut Erawan di akken (di ambil) dijadikan bagian dari keluarga Pengiran Isun berdasarkan hasil merwatin (musyawarah) para penyimbang adat. Pengangkatannya juga sudah tercatat secara sah dan di tanda tangani oleh 18 penyimbang aneg nuban gunung tigo,” ujar Nurasikin.
Kepada awak media di kediaman nya aneg gunung tigo nuban dan perlu juga saya pertegas acara muwarei ini juga melalui proses dan aturan penyimbang aneg kami, jadi hak kami dong mau memberi gelar kepada siapa pun selagi tidak keluar dari aturan adat istiadat kami.
Lebih lanjut, Nurasikin selaku ketua panitia acara muwarei dan pengangkenan menjelaskan, bahwa gelar Rajo Tauladan yang diberikan kepada Ketut Erawan telah melalui prosedur adat yang jelas dan sesuai dengan kebiasaan aneg (kampung kami).
Sementara itu, Ketut Erawan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam kepada para tokoh adat serta seluruh masyarakat yang telah mempercayakan gelar tersebut kepadanya.
Ia menegaskan, bahwa gelar ini bukan hanya sekadar simbol, melainkan sebuah amanah yang akan dia junjung tinggi dalam pengabdiannya kepada masyarakat Lampung Timur.
“Ini adalah bukti dan komitmen saya, bahwa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Saya akan terus mengedepankan semangat gotong royong, menjaga kerukunan, serta menjunjung tinggi adat istiadat yang telah diwariskan oleh leluhur kita,” ujar Ketut Erawan.
Upacara adat yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh M Dawam Rahardjo (Suttan Mangku Bumi), Pengiran Munih yang mewakil dari adat Nuban Bumi Jawa, Sopiyan Subing dan tokoh masyarakat setempat. (Red/Pri)