DEMOKRASINEWS, Tanggamus – Diusianya yang kelima tahun, Zuril Indra putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Bairul Hidairi (42) Eka Yunida (37) belum bisa duduk dan hanya berbaring dikasur.
Bairul Hidairi, warga Pekon Banjaragung Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus itu mengatakan, berawal dari penyakit panas saat ia berusia 6 bulan, dan mengalami kejang-kejang. Berbagai upaya sudah mereka lakukan untuk kesembuhan Zuril Indra, mulai dari pengobatan supranatural juga medis, namun kesembuhan belum juga di dapatkan.
Dia juga mengatakan, untuk kesembuhan putranya, mereka sering membawanya di Puskesmas Antarbrak untuk mendapatkan pengobatan, juga dilakukan rawat inap di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu, oleh dokter Zuril Indra divonis saraf.
“Terkait bantuan Pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) ataupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kami tidak dapat, kalau BPJS ada, dimasa pandemi covid-19 dapat Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementrian Sosial, sampai bulan Agustus saja,” Jelasnya kepada DemokrasiNews. Rabu malam (25/11)
Ditambahkannya, pihak pekon pernah meminta persyaratan untuk mendaftarkan putra keduanya sebagai penyandang disabilitas, namun sampai sekarang tidak ada kabar kelanjutannya.
“Saya berharap ada dermawan ataupun pemerintah daerah yang mau membantu pengobatan untuk kesembuhan anak mereka,” harapnya.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (KUPT) Puskesmas Antarbrak, Popy Eliza mengatakan, empat tahun lalu tim surveilan puskesmas sudah mengunjungi keluarga Bairul Hidairi, setelah mengetahui ada putranya yang menderita saraf tergangu.
“Tim mengambil sampel facesnya untuk dibawa ke dinas kesehatan untuk di periksa, dan disarankan untuk dirujuk kedokter saraf, jelas Popy Eliza.
Pewarta : Suhaili
Editor : Roy Choiri
Discussion about this post