DEMOKRASINEWS, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa pemikiran pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum Ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa secara Virtual pada hari Rabu (23/9), dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Negara menyampaikan beberapa pikiran yakni sebagai berikut:
Pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis.
“PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB, agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman,” kata Presiden.
PBB, menurut Presiden, bukanlah sekadar sebuah gedung di Kota New York tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus. Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme.
“Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan,” ungkap Presiden.
Kedua, collective global leadership harus diperkuat.
“Kita paham bahwa dalam hubungan antarnegara, dalam hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya,” tutur Presiden.
Namun, Presiden mengingatkan agar jangan lupa bahwa semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
“Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik,” tuturnya.
Ketiga, kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus kita perkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.
“Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi. kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau,” ungkapnya.
Untuk jangka panjang, Presiden sampaikan tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Ia menambahkan bahaa ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia.
“Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini,” tandas Presiden.
Aktivasi ekonomi, menurut Presiden, harus memprioritaskan kesehatan warga dunia karena dunia yang sehat, dunia yang produktif harus menjadi prioritas.
“Semua itu dapat tercapai jika semua bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama. Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama,” pungkas Presiden. (UN/EN)
Tim Redaksi DemokrasiNews
Discussion about this post