DEMOKRASINEWS,Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung bersama Kementerian Pertanian dan PT PLN (Persero) berkomitmen memperkuat sektor pertanian melalui program Electrifying Agriculture dan pompanisasi.
Komitmen ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Lampung di Ruang Sungkai, Balai Keratun, Kamis kemarin (11/9/2025).
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyebut pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah.
“Hampir 2 juta keluarga di Lampung adalah petani. PDRB kita nomor 4 di Sumatra, dan 30 persennya berasal dari pertanian,” ujarnya.
Ia menambahkan, kebijakan Presiden Prabowo mengenai harga gabah Rp6.500/kg telah memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani dan stabilitas harga di Lampung.

Ke depan, Pemprov Lampung akan fokus meningkatkan nilai tambah produk pertanian dengan menghadirkan dryer (pengering) di desa-desa untuk komoditas padi, jagung, kopi, kakao, lada, dan ubi kayu.
“Kunci kemajuan Lampung ada pada dryer. Dan kunci dryer adalah listrik. Dengan pasokan energi memadai, desa-desa bisa mengolah komoditas lebih baik sehingga petani lebih sejahtera,” kata Gubernur.
Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Arsyadany Ghana Akmalaputri menegaskan pihaknya siap mendukung penuh program pemerintah di bidang pertanian.
“Program pompanisasi dan Electrifying Agriculture ini akan kami dukung penuh. PLN kini hadir langsung ke lapangan, mendampingi pelanggan mencari solusi agar pertanian lebih mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Teknologi Informasi Hermansyah menilai dukungan PLN akan mendorong inovasi teknologi pertanian dan meningkatkan produktivitas di Lampung.
General Manager PLN UID Lampung, Rizky Mochamad, menjelaskan bahwa hingga 2024, PLN telah melistriki 4.251 pelanggan pertanian dengan total kapasitas 24,61 MVA. Pada 2025, Lampung menjadi salah satu prioritas nasional dengan 427 titik lokasi pompanisasi yang terbagi dalam tiga kategori prioritas jaringan.
Selain itu, PLN juga mengembangkan berbagai program strategis, seperti:
- Optimasi Lahan Non Rawa sebanyak 142 lokasi (0,31 MVA).
- Rehabilitasi Sumur JIAT sebanyak 54 lokasi (1,24 MVA).
- Smart Farming di Lampung Selatan seluas 1.335 hektare dengan rencana pengembangan jangka pendek, menengah, dan panjang.
- Gerakan Listrik Masuk Sawah di Kabupaten Pringsewu sebanyak 46 lokasi.
Melalui konsep PLN Sustainable Agriculture Ecosystem, PLN bersama Pemprov Lampung dan Kementan berupaya mewujudkan pertanian yang modern, efisien, dan berkelanjutan.(Red/Prie/Rls Dinas Kominfotik Provinsi Lampung)










