DEMOKRASINEWS – Tujuh belas inovasi layanan publik asal Provinsi Jawa Tengah siap bersaing pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2020 oleh Kementerian PAN RB RI. Satu di antaranya, mengunggulkan layanan mengatasi inefisiensi dan menghapus praktik kolusi pengadaan obat di rumah sakit.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengapresiasi inovasi yang dibikin oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) jajarannya setiap tahun. Menurutnya, terobosan tersebut penting, guna meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat.
“Bukan lombanya, namun inovasi itu untuk memperbaiki layanan. Juara tidak juara harus bermanfaat bagi warga,” ujarnya, usai menerima paparan dari wakil peserta di Ruang Rapat Gubernur, Jumat (3/7/2020) siang.
Menurutnya, dari 17 inovasi yang ada empat di antaranya berasal dari OPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sedangkan 13 sisanya berasal dari pemerintah kabupaten atau kota. Inovasi tersebut di antaranya “Mangan Mendoane Rini” atau Pengembangan Sistem Pengelolaan Farmasi Obat/Alat Habis Pakai Terintegrasi Rekam Medik Elektronik daru RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
Selanjutnya ada inovasi dari Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Jepara dengan nama “Peluk My Darling dengan Mesra” atau Perawatan Luka Kusta Menyeluruh Dengan Garden Healing Mentoring dan Kolaborasi yang Terintegrasi.
Ada lagi inovasi bagi pasien cuci darah, dari RSUD Moewardi Solo yang diberi nama Singa Lahir (Aplikasi Pengaturan Jumlah Cairan). Terakhir, ada jaket penuntun bagi penyandang tuna netra yang dibikin Dinas Sosial Pemprov Jateng, bernama Rompi Penganti (Penuntun dengan teknologi).
“Ini tradisi setiap OPD untuk selalu membuat inovasi tiap tahun. Empat (inovasi) provinsi, sedangkan kabupaten dan kota ada 13 (inovasi), ini yang terbanyak, tahun lalu juga terbanyak,” ujarnya.
Satu diantara aplikasi yang diunggulkan adalah milik RSUD Margono Soekarjo Purwokerto dengan Mangan Mendoane Rini. Sistem yang dibangun sejak 2013 itu, diklaim bisa mengurangi inefisiensi pengadaan obat dan menghapus praktik kolusi dalam pengadaan farmasi.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Margono Soekarjo Yunita Dyah Suminar menyebut, sebelum penerapan sistem ini banyak ditemukan stok obat yang tak terpakai maksimal. Sehingga, banyak obat yang tidak terserap dan menjadi kedaluwarsa.
Ia menyebut, hal itu karena ada indikasi kolusi oknum. Melalui sistem itu, pengadaan obat dilakukan secara terbuka
“Dulunya, prosesnya tak tepat dan terdapat inefisiensi. Namun dengan sistem ini, kita bisa menekan efisiensi stok obat sebanyak 26 persen, dulunya 37 persen, padahal standarnya di bawah 30 persen,” ujarnya.
Yunita memaparkan, setiap hari ada sekitar 6.554 resep yang diberikan kepada pasien.
“Sistem ini meluruskan hal-hal yang bengkok. Karena perencanaannya lewat sistem yang ketat dan terbuka. Alhasil, sistem ini sudah banyak direplikasi di rumah sakit lain,” urainya.
Inovasi lainnya adalah Jaket Penganti. Jaket yang dikembangkan oleh Dinsos Jawa Tengah di UPT Panti Tunanetra di Penganthi Temanggung.
Kepala Dinsos Jateng Harso Susilo memaparkan, dengan jaket ini akan memberikan peringatan jika ada rintangan di didepan tuna netra. Selain itu, jaket ini juga ditujukan agar fatalitas atau kecelakaan pada penyandang tuna netra turun.
“Alat ini dilengkapi pula dengan tongkat, yang kemudian mengeluarkan bunyi ketika ada halangan. Harganya murah hanya Rp 400 ribu. Kalau massal bisa jadi lebih murah,” tuturnya saat memaparkan inovasinya di depan gubernur.
Tahun lalu, beberapa inovasi layanan asal Jateng juga berhasil merangsek dalam jajaran layanan unggul di KIPP tahun 2019. Di antaranya, Apem Asi (Aplikasi Pembagian Air Irigasi) yakni layanan untuk membantu mengatur operasi irigasi di daerah Serayu bagi petani. Kemudian Tele Apik (Teyeng ndeleng antrian pendaftaran lan poliklinik) dari RSUD Margono Soekarjo Purwokerto dan Payjem Pas Ngamuk (Pelayanan Penjemputan Pasien Ngamuk) dari RSJD Surakarta.
Adapula inovasi dari Pemkot Magelang berjudul Data Go, kemudian inovasi Sakpore (Sistem Aplikasi Perizinan Online Ringkas dan Ekonomis) milik DPTSMP Pekalongan. Kemudian inovasi dari Dinkes Banjarnegara dengan One Client One Kader (OCe OKe), untuk memantau kesehatan ibu hamil oleh kader kesehatan.
Sumber : Pd/Ul, Kominfo Jateng
Editor : M. Choiri, S
Discussion about this post