DEMOKRASINEWS, Jakarta – Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) kembali mendapat kehormatan dengan kunjungan Duta Besar Republik Bolivarian Venezuela untuk Indonesia, H.E. Mr. Enrique Acuna Mendoza, dalam rangkaian kegiatan “Meet D’Ambassador” dan “Latin America Movie Festival” yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional.
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Amphi Theater, Kampus I Universitas Moestopo, dan menjadi ajang diplomasi budaya yang hangat dan inspiratif.
Salah satu momen utama dalam acara ini adalah pemutaran film “Bolívar, el Hombre de las Dificultades”, yang mengangkat kisah perjuangan Simón Bolívar selama masa pengasingannya di Jamaika.

Film ini tidak hanya menampilkan narasi historis perjuangan politik Bolívar dalam merebut kemerdekaan, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai kemanusiaan, penolakan terhadap perbudakan, dan semangat revolusi demi kebebasan rakyat Amerika Latin.
Dalam sambutannya sebelum pemutaran film, Duta Besar H.E. Mr. Enrique Acuna Mendoza menekankan bahwa perjuangan Bolívar tidak semata-mata untuk kemerdekaan Venezuela, melainkan juga untuk membebaskan seluruh kawasan Amerika Latin dari cengkeraman kolonialisme.
“Semangat Bolívar selama masa penjajahan menjadi fondasi penting bagi kemerdekaan bangsa Venezuela dan Amerika Latin secara keseluruhan,” tegasnya.
Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. H. Muhammad Saefulloh, M.Si., turut menyampaikan apresiasinya atas kunjungan diplomatik ini. Ia menyoroti pentingnya membangun kerja sama antarbangsa dalam bidang pendidikan dan budaya, serta menekankan peran media sosial sebagai alat diplomasi modern.
“Kami percaya, bagaimana sebuah bangsa terlihat di mata dunia sangat bergantung pada narasi yang dibentuk di ruang digital,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rektor mengungkapkan bahwa Universitas Moestopo telah mengambil langkah konkret untuk mempererat hubungan dengan negara-negara Amerika Latin, termasuk dengan membentuk Pusat Studi Amerika Latin. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat interaksi budaya dan akademik lintas negara.
“Langkah ini adalah jembatan kultural yang memperkuat kolaborasi antarbangsa dalam kerangka persahabatan global,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Nadirah, M.A., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya membangun pemahaman lintas budaya melalui medium yang dekat dengan generasi muda, yakni sinema.
“Melalui sinema, mahasiswa tidak hanya memahami sejarah, tetapi juga nilai-nilai perjuangan dan pentingnya solidaritas internasional,” ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para Wakil Rektor, Plt. Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, mahasiswa Universitas Moestopo, serta pelajar dari SMAN 78 Jakarta Barat. Bersama-sama mereka menyaksikan pemutaran film dan berdiskusi mengenai sejarah perjuangan Venezuela dalam merebut kemerdekaan.
Dengan semangat kebersamaan dan pemahaman lintas budaya, acara ini menjadi bukti nyata bahwa sinema dapat menjadi sarana diplomasi yang efektif dalam membangun koneksi antarbangsa serta memperluas wawasan global generasi muda Indonesia. (Red/Rls Hms Universitas Moestopo)










