DEMOKRASINEWS – Pelaksanaan lomba mural dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tingkat Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020 tuntas sudah.
Perlombaan yang dipusatkan di Kebun Edukasi yang berada di areal rumah dinas bupati Lampung Selatan itu, resmi ditutup bupati, H. Nanang Ermanto, Kamis sore (27/8/2020).
Dari ratusan karya mural yang disajikan peserta, panitia lomba memutuskan beberapa karya mural berhak menjadi pemenang. Keputusan panitia ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Lampung Selatan bernomor B/448/IV.02/HK/2020.
Untuk kategori tingkat SMP/Sederajat, juara 1 diraih SMPN 1 Way Panji, juara 2 diraih SMP Sumbangsih Katibung, juara 3 diraih SMPN Satap Tanjung Bintang, harapan 1 SMPN 1 Sidomulyo, harapan 2 diraih SMPN 2 Jati Agung, dan harapan 3 diraih SMPN Satap 1 Merbau Mataram.
Lalu, kategori tingkat SMA/SMK/Sederajat, juara 1 diraih SMKN 1 Ketapang, juara 2 diraih SMKN 1 Sragi, juara 3 diraih SMAN 1 Sidomulyo, harapan 1 diraih SMAN 1 Tanjung Bintang, harapan 2 diraih SMA PGRI katibung, dan harapan 3 diraih SMKN 1 Sidomulyo.
Kemudian kategori Perguruan Tinggi, juara 1 diraih peserta dengan identitas Artmore, juara 2 diraih tim Better 1, juara 3 diraih tim Bukan Pelukis, harapan 1 diraih tim Pendekar Warna, harapan 2 diraih tim Art Noovean, dan harapan 3 diraih tim Warna Kita.
Dan untuk kategori Umum, juara 1 diraih peserta tunggal dengan nama Syarifudin Sahri dari Palembang, juara 2 diraih peserta dengan nama Didi Prasetyo dari Way Galih, juara 3 diraih peserta dengan identitas Way Galih Design.
Selanjutnya harapan 1 kategori umum diraih peserta dengan idtentitas Anima Art dari Lampung Selatan, harapan 2 diraih peserta dengan nama Edi Purwanto dari Bandar lampung, dan harapan 3 diraih peserta dengan identitas Kuas Lampung.
Dalam sambutannya, Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan perlombaan mural tersebut.
“Terima kasih kepada seluruh pantia pelaksana, Kepala OPD, dan semua pihak yang terlibat, khususnya Dinas Pendidikan. Sehingga acara ini bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Kepada juara, Nanang mengucapkan selamat. Ia berharap dengan kegiatan itu bisa menjadi penyemangat generasi penerus untuk terus berkarya.
“Selamat kepada juara dari Palembang dan luar kota lainnya. Mudah-mudahan datang dalam keadaan sehat dan kembali ke rumah juga dalam keadaan sehat. Dan yang belum juara itu merupakan kemenangan yang tertunda,” tutur Nanang.
Tak sampai disitu, orang nomor satu di kabupaten Khagom Mufakat ini berjanji akan mengadakan kegiatan serupa. Mengingat antusias masyarakat yang tinggi.
“Nanti kita coba adakan kembali. Kita punya dua stadion yang perlu dihias. Mudah-mudahan dengan hiasan-hiasan mural ini bisa memperindah Kabupaten Lampung Selatan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Juri lomba mural, Salvator Yen Joenaidy menjelaskan, kriteria penilaian didasarkan pada kesesuaian lukisan mural dengan tema “Indonsia Maju”.
“Kriteria penilaian tentu sudah ada dalam juklak dan juknis pelaksanaan lomba. Pertama sesuai tema yang berkait dengan sub tema yang telah ditentukan. Dari tema Indonesia Maju terserah peserta memilih sub tema yang mana. Ini yang menjadi dasar,” terangnya.
Lalu lanjut dia menjelaskan, kriteria penilaian dilihat dari kemampuan peserta dalam mem-visualkan tema yang telah dipilih tadi kedalam lukisan mural di dinding.
“Ada lagi penilaian mengenai estetika, keindahan. Kemudian menyangkut ke komposisi bidang dan warna yang harmonis. Jadi ada sekali banyak hal-hal yang berkaitan dengan seni rupa hingga mengerucut kepada hasil dari karya mural tersebut,” bebernya.
Seniman asal Bandar Lampung yang telah melanglang buana di dunia seni lukis ini menjamin penilaian yang Ia lakukan dengan dua juri lainnya dilakukan secara objektif.
“Saya sudah ratusan kali menjadi juri, selalu berusaha seobjektif mungkin. Kami tidak melihat asalnya darimana, bahkan ada yang kami kenal tidak masuk juara. Yang kam
Seniman asal Bandar Lampung yang telah melanglang buana di dunia seni lukis ini menjamin penilaian yang Ia lakukan dengan dua juri lainnya dilakukan secara objektif.
“Saya sudah ratusan kali menjadi juri, selalu berusaha seobjektif mungkin. Kami tidak melihat asalnya darimana, bahkan ada yang kami kenal tidak masuk juara. Yang kami lihat adalah hasil. Jika diantara juri tidak ada kesepahaman kita lakukan voting,” tandasnya.
Pewarta : Fauzan/Kmf
Editor : Roy Choiri
Discussion about this post