DEMOKRASINEWS : Jambi – Wabah pendemi Corona Virus Diseasess atau dikenal dengan Covid-19 memberikan dampak diberbagai sektor, tak terkecuali bisnis warung kopi.
Warung kopi merupakan sebuah tempat sebagai sarana aktivitas sosial antar penikmat kopi. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan disana, dimulai dari diskusi, bercengkrama, hingga tempat menyelenggarakan sebuah event. Khususnya dikalangan mahasiswa warung kopi banyak digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah, ditambah dari fasilitas wifi selalu ramai pengunjung, kini berubah derastis ditengah pendemi Covid-19.
Tulus Lumbantoruan (26) kembali beraktivitas tampak lebih santai menyeduh kopi dari hari-hari biasanya di Gerai Kopi miliknya bersama rekan Frans. Setelah dua bulan hanya menyediakan kopi dengan layanan Delivery, kini mulai beraktivitas dengan perlahan.
Bisnis warung kopi ini berada dilingkungan sentral mahasiswa dua kampus terbesar di Jambi, tepatnya di jalan Dermaga Mendalo Darat, Muaro Jambi.Gerai kopi tersebut bernama Payongopi.
“Berat mas, semasa Covid-19 ini target penjualan turun derastis. Ya karna kita kan berada dilingkungan mahasiswa nih, sementara mereka pada balik kampung sebelum Covid separah ini kita cuma bisa bertahan layanan delivery aja,”kepada jurnalis DemokrasiNews (Sabtu, 20/06/2020).
Tulus menuturkan telah mengurangi jam operasi dikarenakan penerapan jam malam diberlakukan beberapa waktu lalu. Hal ini berpengaruh signifikan terhadap pengunjung. Kesepuluh meja tertata rapi dilantai dasar biasanya berisi penuh, kini hanya setengahnya disusun terapkan physical distancing.
” Kalau bicara omset, persentase 60% dari penjualan normal anjlok lah pastinya. Sebelum covid itu meja sepuluh tiap malam full mas, belum lagi lantai atas lesehan outdoornya. Sekarang gak sampai tiga meja, jam 9 malam pada pulang takut razia jam malam yakan hahaha, “tutur Tulus, sambil tertawa.

Meski tetap bertahan, Payongopi selalu menerapkan protokol kesehatan dan physical distancing yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini sebagai wujud sinergitas memutus rantai Covid-19. Senada dengan penjelasan Frans (25), salah saru barista Payongopi pihaknya telah menerapkan aturan terbaru dan westafel cuci tangan.
” Kita menerapkan aturan kepada pengunjung mas, jarak antar meja dan bangku kita atur lebih luas dari sebelumnya berupa physical distancing. Didepan kita udah sediakan wastafel dengan sabun, jadi yang ga pake masker dan ga cucitangan ya ga bolehin masuk,” jelas Frans, Barista Payongopi.
Sementara pantauan dilapangan, tampak crue Payongopi sedang mempersiapkan alat-alat rekaman dengan lengkap. Tulus (26), pemuda yang bergelut dalam usaha warung kopi sejak dari bangku kuliah ini menjelaskan kepada awak media. Sebelumnya warung kopi ini rutin mengadakan kegiatan diskusi seputar kepemudaan dan entrepreneur sebagai wujud warung kopi sebagai sarana belajar. Sebagai cara mempertahankan rutinitas tersebut, kini dilakukan secara daring.
” Karena situasi sekarang diskusi dan live accoustic nya tetap jalan kita ganti via daring gitu melalui sosmed. Intinya warung kopi bukan hanya tempat nyantai-nyantai doang mas, sarana belajar juga, mau gak mau ya kita harus survive dong ,” jelas Tulus.
Dirinya menambahkan, untuk menyambut New Normal di Jambi yang masih dalam tahap pengkajian pihaknya akan menyambut baik dengan mengikuti segala aturan dan protokol kesehatan dari pemerintah.
Pewarta: Reinhadt
Editor -Redaksi Tim DemokrasiNews










