DEMOKRASINEWS, Lampung Timur – Pada musim angin timuran menurut nelayan selain kesulitan mencari ikan di laut,angin timuran juga berdampak pada abrasi pesisir pantai. Seperti sejumlah desa di pesisir Lampung Timur yang berbatasan langsung dengan laut jawa. Salah satunya desa Sukorahayu di Kecamatan Labuhan Maringgai. Desa ini selain berbatasan langsung dengan pesisir laut jawa juga merupakan desa penyangga Taman Nasional Way Kambas.
Sebagai upaya mengatasi abrasi seorang warga setempat bernama Sumari melakukan inovasi dengan memanfaatkan batang bambu untuk dijadikan sarana tempat budidaya kerang hijau. Selain itu pemasangan bambu- bambu tersebut yang di pasang sepanjang pantai Kuala Penet juga bermanfaat untuk memecah gelombang atau ombak dimusim angin timuran.
Pernyataan tersebut disampaikan Sumari kepada tim DemokrasiNews.co.id pada Kamis siang (10/6/2021) saat melihat langsung di lokasi.
Batang bambu di desain sedemikian rupa disusun berjajar sepanjang bibir pantai Kuala Penet. Batang bambu tersebut, berfungsi sebagai pemecah ombak, dengan tujuan agar glombang laut tidak mengikis daratan dekat pantai dan juga bermanfaat bambu tersebut sebagai penyaring sampah yang dibuang masyarakat ke sungai.
“Panjang pantai yang saya pasangi untuk penanggal ombak tradisional sepanjang 1,8 ribu meter. Inisiatif ini saya lakukan bersama warga Desa Sukorahayu” kata Sumari.
Pemasangan pemecah ombak tradisional ini saya lakukan secara swadaya dengan warga lain yang peduli lingkungan. Kalau dihitung biaya yang di keluarkan untuk membeli bambu kurang lebih 14,7 juta rupiah. Semua sumber dana dikeluarkan secara pribadi tanpa ada campur tangan dari pemerintah manapun. Apa yang menjadi motiviasi saya, terkait dengan pembuatan pemecah ombak dengan biaya pribadi ini bertujuan untuk kelestarian lingkungan. Sebab jika dibiarkan berdampak pada permukiman warga gelombang laut jika pada musim angin timuran seperti sekarang ini,”jelas Sumari.
Secara ekonomis, Sumari berharap dalam jangka panjang bambu yang tertanam sebagai pemecah ombak bisa dijadikan persinggahan kerang hijau, dan bisa dijadikan sumber penghasilan. ” Saya dan teman -teman juga sedang melakukan uji coba, dengan membuat sarang kerang hijau, jika berhasil maka bisa menjadi sumber pendapatan kami kedepannya,”kata Sumari.
Sumari menambahkan pemasangan pemecah gelombang dari bambu ini yakni alasan utama hanya ingin menjaga pantai dari abrasi, dan menjaga tanaman magrove sepanjang pantai di seputar sungai hutan Way Kambas yang masih muda dari hantaman ombak secara langsung.(*)
Redaksi DemokrasiNews











