DEMOKRASINEWS, Bandar Lampung, Pemerintah Pusat berperan aktif dalam penanganan aktivitas Ilegal dan Kebakaran Lahan Antara Desa Penyangga dan Taman Nasional Way Kambas, hal itu di tegaskan oleh Direktur Pili, Bandar Lampung, (7/12/20).
Menurut Direktur Pili Iwan Setiawan, Pemerintah Indonesia patut berbangga karena menjadi prioritas dukungan ASEAN Center Biodiversity (ACB) untuk kawasan yang termasuk dalam situs warisan ASEAN atau ASEAN Haeritage Park (AHP).
Pada tahun 2018, menurut juga telah tersusun dokumen Rencana Pengelolaan Kolaboratif (Collaborative Management Plan/ CMP)1 Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sebagai lokasi yang ditetapkan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) menjadi fase awal dukungan ACB dan pemerintah Jerman.
Dukungan melalui skema hibah kecil (Small Grant Programme/ SGP) melalui ACB dan KFW Jerman (Kreditanstalt für Wiederaufbau-KfW, atau Credit Institute for Reconstruction) telah berjalan untuk siklus pertama dengan tematik perlindungan dan pelestarian konservasi baik di TNWK maupun TNGL.
Salah satu penerima dukungan SGP untuk dukungan atas mitigasi aktivitas ilegal dan kebakaran lahan di TNWK adalah Konsorsium PILI (Pusat informasi Lingkungan Indonesia)-FRPD (Forum Rembug Desa Penyangga) sebagai mitra TNWK.
Tantangan utama pengelolaan TNWK berfokus pada penanganan aktivitas ilegal dan kebakaran lahan, meski aktivitas ini sudah jauh berkurang dari tahun ketahun. Kondisi ini memerlukan perhatian para pihak untuk memastikan berbagai upaya penanganan yang serius.
Dukungan Konsorsium PILI -FRDP ini berlokasi di dua resor (Susukan Baru dan Kuala Penet) dan dua desa penyangga kawasan TNWK (Rantau Jaya Udik II dan Braja Harjosari),”sehingga pihak Balai TNWK dan sejumlah PAM swakarsa berikut FRDP terus berperan aktif untuk menanggulangi dua persoalan tersebut”.Tegas Iwan Setiawan.
Paket kegiatannya mencakup kajian ekologi dan kehati di wilayah kerja 2 resor tersebut untuk mengetahui keberadaan satwa, titik rawan kebakaran dan juga sebaran daerah rawan perburuan. Kajian ini dilakukan dengan kompilasi data Smart RBM TNWK dan survey lapangan untuk taksa mamalia, herpetofauna, dan burung.
Dan kegiatan penting lainnya melakukan survey persepsi masyarakat menggunakan metode KAP survey dan survey rumah tangga dengan diskusi kelompok serta wawancara kepada responden terpilih dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Hasil kedua survey tersebut dapat menjadi rekomendasi dan pertimbangan dalam perencanaan kerja di tingkat resor dan menggali dukungan desa penyangga serta mendorong kebijakan di tingkat desa untuk memperkuat kemitraan mitigasi dan penanganan aktivitas ilegal dan kebakaran lahan desa penyangga dan pengelola TNWK.
Konsorsium PILI-FRDP merasa penting untuk mensosialisasikan berbagai hasil pelaksanaan kegiatan kepada apara pihak dalam acara Expose dukungan kemitraan mitigasi aktivitas ilegal dan kebakaran lahan pada hari senin, 7 Desember 2020. Tujuan utamanya untuk berbagi pembelajaran dan juga menjadi tinda lanjut untuk keberlanjutan program dan kegiatan ke depannya.
“Tidak ada kata terlambat untuk membangun sebuah kemitraan ataupun kolaboratif jika ada niat baik untuk mendapatkan solusi bersama bagi kelestarian kehati Taman Nasional Way Kambas sebagai warisan generasi mendatang”.Tutup Direktur Pili Iwan Setiawan.
Pewarta : Sus
Editor : Roy











